News Update :
Home » » Fakta Mengenai Candi Borobudur

Fakta Mengenai Candi Borobudur

Penulis : goer ars on Selasa, 23 Desember 2014 | 23.12.14


Jauh sebelum Angkor Wat berdiri di Kamboja dan katedral-katedral agung ada di Eropa, Candi Borobudur telah berdiri dengan gagah di tanah Jawa. Bangunan yang disebut UNESCO sebagai monumen dan kompleks stupa termegah serta terbesar di dunia ini, ramai dikunjungi oleh peziarah pada pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11. Umat Buddha yang ingin mendapatkan pencerahan berduyun-duyun datang dari India, Kamboja, Tibet, dan China. Tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur dipenuhi pahatan 2672 panel relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang enam kilometer. Hal ini dipuji sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni.

Relief yang terpahat di dinding candi terbagi menjadi empat kisah utama, yakni Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka dan Awadana, serta Gandawyuha. Selain mengisahkan tentang perjalanan hidup Sang Buddha dan ajaran-ajarannya, relief tersebut juga merekam kemajuan masyarakat Jawa pada masa itu. Bukti bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut yang ulung dan tangguh dapat dilihat pada sepuluh relief kapal yang ada. Salah satu relief kapal dijadikan model dalam membuat replika kapal yang digunakan untuk mengarungi The Cinnamon Route dari Jawa hingga benua Afrika. Saat ini replika kapal yang disebut sebagai Kapal Borobudur itu disimpan di Museum Samudra Raksa.

Untuk mengikuti alur jalinan kisah yang terpahat pada dinding candi, pengunjung harus berjalan mengitari candi searah jarum jam (dikenal dengan istilah pradaksina). Masuk melalui pintu timur, berjalan searah jarum jam agar posisi candi selalu ada di sebelah kanan, hingga tiba di tangga timur dan melangkahkan kaki naik ke tingkat berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga semua tingkat terlewati dan berada di puncak candi yang berbentuk stupa induk. Sesampainya di puncak, layangkanlah pandangan ke segala arah maka akan terlihat deretan Perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu yang berdiri tegak mengitari candi. Gunung dan perbukitan tersebut seolah-olah menjadi penjaga yang membentengi keberadaan Candi Borobudur.

Berdasarkan prasasti Kayumwungan (bertanggal 26 Mei 824), Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga antara abad ke-8 hingga abad ke-9, berbarengan dengan Candi Mendut dan Candi Pawon. Proses pembangunan berlangsung selama 75 tahun di bawah kepemimpinan arsitek Gunadarma. Meski belum mengenal komputer dan peralatan canggih lainnya, Gunadarma mampu menerapkan sistem interlock dalam pembangunan candi. Sebanyak 60.000 meter kubik batu andesit yang berjumlah 2.000.000 balok batu yang diusung dari Sungai Elo dan Progo dipahat dan dirangkai menjadi puzzle raksasa yang menutupi sebuah bukit kecil hingga terbentuk Candi Borobudur.

Borobudur tidak hanya memiliki nilai seni yang teramat tinggi, karya agung yang menjadi bukti peradaban manusia pada masa lalu ini juga sarat dengan nilai filosofis. Mengusung konsep mandala yang melambangkan kosmologi alam semesta dalam ajaran Buddha, bangunan megah ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni dunia hasrat atau nafsu (Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk (Arupadhatu). Jika dilihat dari ketinggian, Candi Borobudur laksana ceplok teratai di atas bukit. Dinding-dinding candi yang berada di tingkatan Kamadhatu dan Rupadhatu sebagai kelopak bunga, sedangkan deretan stupa yang melingkar di tingkat Arupadhatu menjadi benang sarinya. Stupa Induk melambangkan Sang Buddha, sehingga secara utuh Borobudur menggambarkan Buddha yang sedang duduk di atas kelopak bunga teratai.

Maha Karmawibhangga

Tidak banyak orang yang tahu bahwa di Candi Borobudur terdapat panel-panel relief yang tidak bisa dilihat oleh pengunjung. Relief tersebut terpahat di dinding kaki candi yang sekarang tersembunyi di balik tatanan batu yang berfungsi sebagai penguat dasar Candi Borobudur supaya tidak melesak ke bawah. Diambil dari naskah Maha Karmawibhangga, relief tersebut menggambarkan tentang karma atau hukum sebab akibat, serta surga neraka sebagai imbalan akibat kehidupan dalam reinkarnasi. Meski relief itu tidak bisa disaksikan secara langsung di candi, setidaknya foto 160 panel relief dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga.

Tak ada tiket yang perlu dibayarkan untuk masuk ke museum ini, sebab sudah satu paket dengan tiket masuk Candi Borobudur. Memasuki halaman museum, terdapat ribuan balok batu yang tertata rapi di halaman dan sering dibersihkan oleh petugas. Batu-batu tersebut bukan batu biasa, melainkan bagian dari Candi Borobudur yang hingga kini belum ditemukan pasangannya sehingga masih disimpan di museum.

Selain menyimpan foto relief Karmawibhangga, foto pemugaran kedua (1973-1983), miniatur Borobudur, arca candi Hindu, patung kepala Buddha terbesar di Indonesia, dan benda purbakala lainnya, di halaman museum juga terdapat patung yang dikenal dengan nama Unfinished Buddha. Patung tersebut merupakan patung Buddha dengan bentuk yang tidak sempurna. Beberapa ahli berpendapat bahwa Unfinished Buddha merupakan patung yang dulunya berada di relung stupa induk. Ketidaksempurnaan patung tersebut untuk melambangkan kesempurnaan Sang Buddha. Namun ada yang berpendapat bahwa bentuknya yang tidak sempurna itu murni kesalahan pemahat. Entah hipotesis mana yang benar, setidaknya koleksi di Museum Karmawibhangga semakin melengkapi kepingan puzzle tentang Candi Borobudur.

Sembilan Fakta Mengagumkan tentang Candi Borobudur
  1. Candi Borobudur dibangun antara abad ke-8 dan ke-9, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
  2. Candi Borobudur memiliki luas 123×123 m2 dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang, dan 1 stupa induk. UNESCO mengakuinya sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
  3. Candi Borobudur memiliki 2672 panel relief yang bila disusun berjajar akan mencapai panjang enam kilometer. UNESCO memujinya sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan paling lengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni, setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
  4. Candi Borobudur dibangun dari 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar dua kilometer sebelah timur candi.
  5. Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.
  6. Candi Borobudur adalah puzzle raksasa yang tersusun dari dua juta balok batu vulkanik yang dipahat sedemikian rupa sehingga saling mengunci (interlock).
  7. Berhubung saat itu sistem metrik belum dikenal maka satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.
  8. Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma.
  9. Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarahan umat Buddha dari China, India, Tibet, dan Kamboja.
Share :

Posting Komentar

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2014. GOER ARS . All Rights Reserved.
Design Template by goer-ars